Minggu, 04 September 2011

The Last Day on Vacation


Ini hari Liburan terakhir’ku bersama keLuarga...
Hari Liburan terakhir di kampung haLaman...


      Pagi ini aku bangun pukuL 09.13 WIB. Suara yang pertama terdengar di hari Minggu ini adaLah guyuran hujan yang turun dengan deras’nya membasahi kota, membuat’ku semakin maLas beranjak meninggaLkan si “empuk” dan kawan-kawan’nya yang teLah menemani tidur maLam’ku... 

      Sayup-sayup terdengar suara adik-adik’ku yang sudah mengawaLi pagi hari dengan perdebatan, juga perbincangan dengan nada tinggi dari mamah dan papah’ku yang jarang sekaLi bisa duduk berdua...

      Sebenar’nya haL ini sudah biasa ku dengar, tapi kaLi ini ada sesuatu yang membuat’ku ingin menceritakan’nya...

“mah, pah..! aku besok sudah mau berangkat meninggaLkan kaLian Lagi untuk waktu yang tidak sebentar, bisa’kah kaLian berhenti bersikap seperti itu satu sama Lain..?? bersikap’Lah dewasa ! Aku Capek dengan ini semua!!”

kaLimat ituLah yang terangkai daLam otak’ku, tapi tak mampu ku ucapkan meLaLui muLut’ku...

       Papah’ku adaLah seorang Laki-Laki paruh baya yang usia’nya Lebih dari setengah abad. DaLam masa kerja’nya beLasan tahun siLam, papah’ku sudah mengaLami gonjang-ganjing status pekerjaan’nya di sebuah perusahaan. Hingga di perusahaan terakhir tempat dia bekerja memberhentikan papah’ku dengan aLasan yang sampai sekarang aku juga ga tau... 

       ItuLah sebab’nya aku bersekoLah pindah-pindah, karena akuLah korban dari masaLah keLuarga. Hidup sendiri, di sekoLahkan adik dari papah’ku karena Papah’ku ga da pekerjaan. Beberapa tahun seteLah’nya aku di tarik kembaLi ikut orang tua , karena papah’ku dapat pekerjaan. Tapi sekarang aku hidup sendiri di kota MetropoLitan untuk menjejaki bangku kuLiah dengan bantuan dari adik’nya mamah. Papah’ku kembaLi tak ada pekerjaan, seteLah diberhentikan di perusahaan terakhir... 

       Bersamaan dengan hiLang’nya pekerjaan ituLah hiLang puLa kehormatan seorang Pria merangkap Ayah empat orang anak ini. Memang papah’ku ga pernah cerita tentang perasaan’nya tapi aku tau apa yang dia rasakan saat itu... 

       Mamah’ku hanya seorang ibu rumah tangga yang LuLus SMP pun tidak. Dia adaLah wanita tangguh yang pernah ku kenaL seLama hidup’ku. Dia berprinsip bahwa anak-anak’nya harus Lebih hebat, Lebih pintar, dan Lebih mapan dari dia. Mamah’ku yang memegang semua kendaLi keuangan di rumah...

       Karena umur papah’ku yang sudah tidak produktif Lagi, sehingga membuat’nya suLit mendapat pekerjaan. Maka tante’ku (adik’nya mamah.red) membiayai kehidupan kami sekeLuarga termasuk biaya sekoLah adik-adik’ku, juga biaya kuLiah’ku. AsaLkan kami sekeLuarga merawat dan bertempat tinggaL di rumah Kakek’ku serta merawat Kakek’ku yang sudah Lanjut usia...

       Dari Latar beLakang kisah ituLah yang membuat kedua orang tua’ku sering berbicara dengan nada tinggi, bahkan pernah saLing mengucapkan kata-kata kasar... 

       Papah’ku yang merasa hiLang kehormatan, karena uang bukan datang dari tangan’nya Lagi. Mamah’ku yang entah mau gimana Lagi, karena memang seharus’nya diaLah bendahara keLuarga. Papah’ku yang punya pengaLaman kerja Lebih banyak dari mamah’ku mempunyai banyak pikiran cemerLang untuk membuat sesuatu di rumah, entah itu Lampu dari Accu(aki.red) yang otomatis menyaLa saat Listrik padam, aLarm motor, de eL eL. Mamah’ku yang diLatar beLakangi pendidikan terbatas kadang susah menerima sesuatu yang di pikirkan papah’ku, yang pada akhir’nya tetap mendukung apa yang papah’ku kerjakan di rumah, waLaupun dengan sedikit perdebatan... 

       HiLang kehormatan ituLah yang membentuk sikap keras papah’ku terhadap apapun. Papah’ku Lebih emosionaL, Lebih sentiment dari yang pernah ku kenaL duLu. ..

       PadahaL, tanpa dia sadari aku tetap meLihat dia sebagai seorang ayah yang bertanggung jawab. Aku masih menghormati dia. Aku tetap menganggap’nya kepaLa keLuarga. Dia masih mempunyai figur seorang ayah..

       Ada terpikir oLeh’ku untuk sharing dengan mereka mengharapkan ada perubahan, tapi aku masih beLum siap meLakukan itu. Aku takut. Takut aku dikira sok ikut campur masaLah orang tua, aku sok dewasa, aku sok mengerti. Aku takut. Aku takut Tuhan... 

       Besok pagi aku akan berangkat meninggaLkan mereka untuk meLanjutkan masa perantauan’ku di Ibukota. Aku masih berat meninggaLkan mereka. meninggaLkan semua masaLah keLuarga yang ada...

       Tapi satu haL yang membuat’ku harus pergi. Aku harus SUKSES dan aku akan kembaLi karena aku yang akan membiayai kehidupan keLuarga’ku keLak, akuLah yang akan memperbaiki semua yang teLah terjadi...

       Kadang aku bingung dengan rencana Tuhan terhadap kehidupan’ku. Tapi buat apa bingung? jaLani saja. Dan Lewati semua’nya dengan baik. Jangan meLampiaskan semua masaLah dengan haL-haL negatif. Aku yakin dan percaya Tuhan sudah menyiapkan sesuatu yang indah pada akhirnya... :)

       MaLam ini, ku sempatkan keLiLing kota tercinta. Dengan suasana dingin yang menusuk kuLit dan menyengat tuLang. MaLam yang suram. MaLam yang sepi. MaLam yang keLabu tanpa bintang...

       Hampir semua teman’ku sudah pergi ke kota perkuLiahan mereka, membuat suasana kota semakin HAMPA...

       Teman adaLah segaLa’nya bagi’ku. Mereka’Lah yang mewarnai hidup’ku dengan canda dan tawa. Tahun ini aku siap berpisah dengan teman-teman. Lebih siap dari tahun kemaren...

       Sampai jumpa kota’ku tercinta, sampai jumpa teman-teman, sampai bertemu Lagi di Lain kesempatan...
:)

bye Mom...
bye Dad...
See You Later...



That’s me and my story.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar